Selasa, 12 Mei 2020

Materi Webinar BK UM Metro Bapak Agus, Selasa, 12 Mei 2020

EKSISTENSI PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Oleh: Agus Wibowo, M.Pd


Profil Penulis:
Nama : Agus Wibowo, M.Pd
Jabatan : Kaprodi BK UM Metro
Jabatan organisasi : Kordinator Litbang PC ABKIN Kota Metro
Kordinator Litbang PD ABKIN LAMPUNG Anggota IIBKIN
Contact person 085769466618
Aw23758@gmail.com



A. Revolusi Industri 4.0
Dinamisasi perkembangan teknologi informasi semakin progresif dalam kehidupan manusia. Hampir setiap sisi kehidupan manusia saat ini tidak terlepas dari penggunaan teknologi informasi. Massifnya penggunaan teknologi informasi serta digitalisasi setiap aktifitas manusia merupakan salah satu ciri dari revolusi industri 4.0. Revolusi industri mampu menciptakan pergeseran yang cukup  signifikan pada kehidupan manusia, bukan saja pada sistem kerja, namun juga pada sistem kehidupan dan karakter individu.
Prof Schawab (2017) menjelaskan revolusi industri 4.0 telah mengubah hidup dan kerja manusia secara fundamental. Aktifitas-aktiftas yang dulu  dikerjakan secara manual, sekarang sudah mulai digantikan dengan robot-robot yang dibangun dengan kemampuan teknologi tingkat tinggi (artificial intelligence robotic). Revolusi industri mengalami puncaknya saat ini dengan lahirnya teknologi digital yang berdampak masif terhadap hidup manusia di seluruh dunia. Revolusi industri terkini atau generasi keempat mendorong sistem otomatisasi di dalam semua proses aktivitas. Prof Dwikorita Karnawati (2017): revolusi industri 4.0 dalam lima tahun mendatang akan menghapus 35 persen jenis pekerjaan. Dan bahkan pada 10 tahun
 
yang akan datang jenis pekerjaan yang akan hilang bertambah menjadi 75 persen. Hal ini disebabkan pekerjaan yang diperankan oleh manusia setahap demi setahap digantikan dengan teknologi digitalisasi program. Dampaknya, proses produksi menjadi lebih cepat dikerjakan dan lebih mudah didistribusikan secara masif dengan keterlibatan manusia yang minim.
Salah satu Karakter revolusi industri 4.0 adalah perubahan dari produk ke platform Perkembangan teknologi terkini akan memberikan pengaruh substansial terhadap pekerjaan, relasisosial dan lingkungan budaya kita. Selain itu, infrastruktur kita juga dituntut untuk selalu berkembangkarena kecepatan teknologi juga menuntut kesiapan peralatan pendukung. Teknologi komputer, laptop, handphone, software dan lain-lain akan terus berubah bahkan dengan kecepatan yang semakin tinggi. Tetapi yang paling penting pada era ini adalah inovasi pada program dan software yang akan menjadi platform.Platform tidak menyuplai produk atau menciptakan demand, ia mempertemukan keduanya.
“Gojek tidak punya motor dan tidak menciptakan demand, tetapi gojek menyediakan platform dimana pemilik kendaraan bertemu yang membutuhkan tumpangan”.

B. Tantangan dan Peluang Profesi Bimbingan dan Konseling pada Era Revolusi Industri 4.0
Paradigma revolusi industri 4.0 juga tak luput menyasar pada dunia pendidikan. Sistem pendidikan yang bersifat konvensional tradisional mulai mengikuti perkembangan revolusi industri dengan memanfaatkan teknologi informasi sebagai tool proses pendidikan. Sistem pembelajaran klasikal dan ceramah yang oleh sebagian besar praktisi pendidikan; guru, dijadikan sebagai aktifitas pokok pembelajaran, dengan perkembangan revolusi industri perlahan tapi pasti sudah bergeser kepada pembelajaran jarak jauh dengan sistem daring. Aktifitas tatap muka sudah digantikan dengan pembelajaran daring dimana proses pembelajaran tidak lagi melulu dilakukan secara tatap muka dan didalam suatu kelas.
Revolusi industri 4.0 telah memberikan perubahan yang cukup besar dalam dunia pendidikan. Perubahan tersebut bukan saja terletak pada proses pendidikan, namun orientasi tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan harus mampu menghasilkan
 
generasi bangsa yang benar-benar adaptif terhadap teknologi, generasi kompetitif dan adaptif, generasi yang memiliki wawasan global, generasi yang berkarakter kuat.
Perubahan proses dan orientasi tujuan pendidikan yang diakibatkan revolusi industri 4.0 adalah tantangan besar terhadap eksistensi profesi bimbingan dan konseling. Revolusi industri 4.0 memberikan peluang yang sangat besar bagi profesi bimbingan dan konseling untuk menunjukkan eksistensinya, namun pada satu sisi revolusi industri menjadi ancaman serius terhadap eksistensi profesi bimbingan dan konseling.
Tantangan dan peluang yang dihadapi oleh profesi guru BK dalam era teknologi informasi, yaitu:
1. Perubahan sistem pembelajaran menggunakan daring.
Salah satu kondisi yang dapat dijadikan contoh pengaruh revolusi industri menjadi ancama eksistensi profesi bimbingan dan konseling yaitu perubahan sistem pembelajaran akibat pandemi covid -19 saat ini. Contoh nyata yang dapat kita lihat saat ini, yaitu akibat yang ditimbulkan oleh pandemi covid-19 pada dunia pendidikan. Dengan kebijakan belajar dan bekerja dirumah, secara otomatis pendidik dan peserta didik “dipaksa” untuk menggunakan teknologi informasi dalam melakukan proses pembelajaran. Penggunaan media aplikasi seperti WAG (whatsapp gruop), zoom, google class room, dan media-media daring lainnya semakin massif digunakan oleh praktisi pendidikan agar proses pembelajaran tetap berjalan, bahkan pemerintah sendiri juga menfasilitasi para guru dan peserta didik belajar melalui ruang guru, dan platform lainnya agar proses belajar tetap berlangsung. Disadari atau tidak, perubahan cara belajar dan pembelajaran daring menyebabkan guru mata pelajaran, peserta didik, dan orang tua seakan-akan “tidak membutuhkan lagi”; peran guru BK dalam menunjang keberhasilan belajar peserta didik. Anggapan ketidakperluan guru BK dalam pendidikan, semakin diperkuat lagi dengan sikap acuhnya guru BK terhadap perubahan sistem pembelajaran, yang tidak mampu mengambil posisi dan peran dalam menunjang pembelajaran daring yang dilakukan.
 

2. Aksesbilitas informasi yang sangat mudah
Revolusi industri 4.0 juga dicirikan dengan arus informasi yang sangat cepat. Digitalisasi informasi menjadikan individu cukup berdiam diri dirumah dengan smartphone untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Bagi peserta didik, informasi-informasi tentang pendidikan, studi lanjut dapat diperoleh dengan lengkap hanya menggunakan smartphonenya. Kondisi ini menjadi tantangan bagi guru BK yang masih konvensional memberikan layanan informasi kepada peserta didik. Keterbatasan kemampuan guru BK dalam penggunaan teknologi informasi akan menjadikan guru BK sebagai pilihan terakhir dan sifatnya adalah konfirmasi terhadap informasi yang sudah diperoleh peserta didik. Jika hal tersebut benar-benar terjadi, maka sudah bisa dibayangkan bagaimana eksistensi dan peran profesi bimbingan dan konseling bagi peserta didik.

3. Perubahan karakter, etika, dan moralitas peserta didik
Dampak massifnya penggunaan teknologi informasi bagi peserta didik adalah terjadinya perubahan karakter, etika, dan moralitas peserta didik. Sikap individualis dan independensi pribadi akibat penggunaan teknologi informasi menjadi tantangan besar bagi guru bimbingan dan konseling. Permasalahan- permasalahan peserta didik yang cenderung tertutup, labil akibat tidak mampu menyaring informasi,serta kurangnya kepekaan guru BK terhadap perubahan karakter tersebut, semakin membuat ketidakpercayaan masyarakat terhadap profesi bimbingan dan konseling. Banyak kasus yang dapat dijadikan contoh, dimana guru BK dianggap tidak bekerja dengan baik, kurang antisipatif sehingga peserta didik mengalami kasus-kasus kriminal.

4. Keterbatasan ruang objek praktis serta kompetensi profesi Bimbingan dan Konseling
Revolusi industri 4.0 pada satu sisi merupakan era keterbukaan. Selain pada dunia pendidikan, profesi bimbingan dan konseling seharusnya mampu
 
mengambil peran dan posisi dalam bidang dunia kerja lain. Namun, masyarakat secara umum (diindonesia) masih beranggapan bahwa profesi BK ruang objek praktisnya adalah pada dunia pendidikan. Sehingga ketika profesi penddikan pada era revolusi industri terancam eksistensinya, maka profesi bimbingan dan konseling pun demikian.
Keterbatasan ruang objek praktis bimbingan dan konseling berakibat profesi ini tidak dipilih oleh dunia industri, dan bidang-bidang lain diluar pendidikan.

Peluang profesi bimbingan dan konseling membangun eksistensi dalam era revolusi 4.0 antara lain:
1. Revolusi industri 4.0 membutuhkan individu yang kreatif, inovatif, dan berkarater
Salah satu faktor yang menjadikan individu atau usaha yang maju dalam persaingan di era revolusi industri 4.0 adalah adanya kepercayaan (trust) masyarakat terhadap individu, produk, dan jasa. Sistem kerja berbasis online, yang minim interaksi fisik antar individu tidak mungkin akan berkembangn dengan baik jika tidak dibangun oleh kepercayaan. Oleh karena itu, karakter individu menjadi modal pokok yang harus dimiliki di era revolusi industri 4.0. Hal ini adalah peluang profesi bimbingan dan konseling untuk membangun karakter-karakter peserta didik yang kreatif, inovatif, jujur, berkomitmen, serta bertanggungjawab. Jika profesi bimbingan dan konseling mampu mengambil peran strategis dalam membangun karakter individu, maka eksistensi profesi bimbingan dan konseling akan semakin meningkat.
2. Banyak pekerjaan yang akan hilang pada era revolusi industri 4.0
Menguti penjelasan Chairul Tanjung (2018) pada era revolusi indistri 4.0 akan banyak jenis pekerjaan yang hilang.
 
 
Gambar 1. Prediksi jenis pekerjaaan yang akan hilang diera disrupsi


Merujuk kepada prediksi data tersebut, maka akan bermunculan pekerjaan- pekerjaan baru berbasis teknologi informasi. Dalam kondisi ini peran profesi BK sangatlah besar. Untuk membangun kemampuan menciptakan pekerjaan yang sesuai dengan perkembangan jaman, individu harus memiliki pemahaman yang benar akan bakat, minat, dan potensinya, serta memiliki jiwa enterpreneurship.. Maka disinilah profesi BK harus mampu menempatkan perannya secara tepat, dengan membantu individu menemukenali potensi yang dimiliki.
3. Munculnya Karakteristik teknosfer atau pola lingkungan teknologi, dan sosiosfer atau pergeseran lingkungan komunikasi sosial
Ciri pola kehidupan di era revolusi industri 4.0 adalah ketergantungan pada teknologi dan informasi. Individu lebih banyak menghabiskan waktu berjam- jam didepan smartphone, selalu berinteraksi dengan media sosial, dan lain- lain sehingga kurang memperhatikan istirahat,  dan  kemampuan manajemen waktu sangat rendah. Selain itu, ketergantungan  teknologi  pada sisi lain juga menyebabkan individu berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain dilakukan melalui media sosial, sehigga kepekaan dan toleransi individu menjadi sangat rendah.
Sebenarnya, ini adalah peluang yang bisa diambil oleh profesi bimbingan dan konseling untuk meningkatkan eksistensinya. Pelayanan-pelayanan konseling yang berbasis masalah-masalah sosial sangat dibutuhkan ditengan-tengan kehidupan yang serta teknologi informasi.
 
C. Strategi membangun Eksistensi Profesi Bimbingan dan konseling di era revolusi industri 4.0

Upaya membangun eksistensi profesi bimbingan dan konseling akan dapat tercapai ketika profesi bimbingan dan konseling dapat mengambil peran strategis dalam upaya mewujudkan individu yang compatible,  adaptif, competitif di era revolusi industri 4.0. strategi yang dilakukan yaitu:

1. Pengembangan ruang objek praktis profesi bimbingan dan konseling. Pengembangan ruang objek praktis profesi bimbingan dan konseling di era revolusi industri 4.0 adalah strategi yang sangat penting untuk memmperkuat eksistensi profesi BK. Pengembangan ruang objek praktis profesi bimbingan dan konseling harus didukung dengan adanya regulasi atau kebijakan yang formal sebagai legal standing bahwa profesi BK ruang objek praktis bukan hanya di dunia pendidikan.
Walaupun banyak wacana, dan mungkin ada yang bekerja selain didunia pendidikan, namun secara legal formal dalam UU sisdiknas disebutkan bahwa konselor adalah pendidik, dan diperkuat dengan Permendiknas no
27 tahun 2008 tentang Standar Kompetensi dan Kualifikasi Akademik konselor yang memiliki kompetensi di dunia pendidikan. Sehingga kompetensi tersebut bagi dunia industri dan jasa belum suitable untuk digunakan pada dunia industri dan jasa. Maka sangat perlu dirumuskan suatu kebijakan bahwa profesi BK/Konselor memiliki kompetensi dan kualifikasi bekerja dibidang selain pendidikan
2. Peningkatan kemampuan dan kompetensi asesmen guru BK/konselor Individu yang kreatif, dan inovatiflah yang akan mampu menjadi pemenang dalam era revolusi Industri 4.0. Individu yang kreatif dan inovatif dicirikan dengan individu yang mampu mengembangkan dan memanfaatkan setiap peluang untuk maju.
Kemampuan profesional dan akuntabilitas profesi BK dalam melakukan asesmen dan mengarahkan individu sesuai dengan bakat dan potensinya akan sangat membantu individu untuk mengoptimalkan diri, berkreasi, dan juga memberikan inovasi-inovasi yang berdasarkan referensi diri yang tepat dari kegiatan asesmen.
3. Kemampuan mendesain dan mengembangkan teknologi informasi untuk pelayanan konseling
Untuk membangun eksistensti profesi BK, bukan lagi menguasai teknologi informasi namun harus bisa mengembangkan teknologi informasi untuk pelayanan BK
 
4. Rekonstruksi dan pemantapan kompetensi profesi BK/konselor sesuai perkembangan Revolusi Industri 4.0
Kompetensi adalah seperangkat kemampuan yang dimiliki untuk melaksanakan tugas keprofesian. Semestara itu, tugas keprofesian berkembang sesuai dengan perkembangan jaman. Maka kompetensi guru BK/konselor harus direkonstruksi menjadi kompetensi yang adaptif di era revolusi industri 4.0.
5. Peningkatan peran organisasi profesi BK
Organisasi profesi adalah rumah tempat bernaung suatu profesi. Oleh karena itu, organisasi profesi BK (ABKIN) harus mampu membaca apa tantangan yang dihadapi profesi BK saat ini,kemudian bersama-sama dengan stakeholder merumuskan kebijakan strategis agar profesi BK tetap eksis.
6. Pengembangan kurikulum pendidikan akademik dan profesi bimbingan dan konseling yang adaptif dengan revolusi Industri 4.0
7. Membangun dan menguatkan kepercayaan publik terhadap profesi bimbingan dan konseling


Referensi:

Schwab, K. (2017). The fourth industrial revolution. Crown Business Press.

Tanjung, Chairul (2018) Inovasi, Kreatifitas, Entrepreneurship dan Kepahlawanan: Motor Penggerak Masa Depan ITS, Disampaikan dalam Dies Natalis ITS, 10 November 2019, Surabaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar