Sabtu, 09 Mei 2020

Resume Kegiatan Belajar Menulis Gelombang X (Hari ke-5): Motivasi Menulis Setiap hari dan Menerbitkan Buku


Resume Kegiatan Belajar Menulis Gelombang X (Hari ke-5)

Hari/Tanggal:              Jum’at, 01 Mei 2020
Waktu:                                    13.00 - 15.00 WIB
Media:                         WAG Belajar Menulis Gel. X
Nara Sumber:              Dadang Kadarusman
Materi:                         Motivasi Menulis Setiap hari dan Menerbitkan Buku
Moderator:                  Wijaya Kusumah, M.Pd


Menulis Sejak Kecil
Nama saya Dadang Kadarusman. Ayah saya seorang guru sekolah dasar. Ketika saya masih kecil, beliau sering membawakan buku-buku bacaan. Dari situ saya jadi suka membaca. Kemudian saya berkeinginan untuk menulis.
Saya telah bicara kepada cukup banyak orang. Mereka mengatakan ingin sekali menulis buk. Tapi mereka bilang, "Tapi saya tidak tahu bagaimana caranya?" Saya tanya, “Cara apa yang tidak Anda ketahui itu? Ya cara menerbitkan buku, jawabnya. Apa itu yang harus diperbaiki? Pikiran dia tentang "Cara Menerbitkan buku."
Tapi dari dialog sederhana itu kemudian saya melihat ada 1 aspek yang perlu diperbaiki pada orang yang ingin mempunyai hasil karya berupa buku. Bapak Ibu, ketahuilah bahwa hari ini, menerbitkan buku itu sangat mudah sekali. Beda dengan 20 tahun lalu ketika saya pertama kali ingin menerbitkan buku. Ditolak penerbit itu biasa sekali. Sekarang tantangan terbesar kita BUKAN pada menerbitkan bukunya. Melainkan pada MENULIS SETIAP HARI. Jika kita bisa menulis setiap hari, maka kita akan sampai pada titik dimana kualitas tulisan kita akan sangat menarik bagi penerbit.
Kita tidak perlu mendatangi penerbit lagi, mereka yang datang kepada kita. Buku-buku saya pada umumnya adalah hasil dari penerbit datang dan menawarkan untuk menerbitkan naskahnya. Kan enak ya kalau begitu. Nantinya tinggal bapak ibu saja mau menerbitkannya atau tidak. So, pembahasan kita kali ini akan saya fokuskan kepada cara menulis setiap harinya. Sebab saya percaya bahwa, penerbit akan mendatangi Anda jika skill menulis Anda sudah sesuai dengan yang mereka cari. Jangan lagi berpikir bahwa menerbitkan buku itu susah. Gampang banget. Lalu bagaimana seseorang bisa menulis setiap hari?
Sekarang, saya akan membahas tetang 'WHY' -nya terlebih dahulu. Ada tiga alasannya:
1.          Pertama “Bisa karena biasa”, kita harus melatih menyatukan kemampuan bahasa lisan dengan bahasa tulisan.
2.          Kedua, kenapa kita perlu menulis setiap hari. Karena menulis setiap hari itu membantu menjaga keselarasan antara otot-otot tubuh kita, juga jiwa. Jadi, nanti kalau kita sudah terbiasa menulis. Melihat apapun, selalu ingin menerjemahkan apa yang kita lihat itu kedalam bentuk tulisan. dan itu terjadi secara refleks saja, begitu pula ketika kita merasakan sesuatu. Orang yang tidak terbiasa menulis, bisa saja memendam perasaan itu atau butuh seseorang yang mau mendengarnya. Padahal, belum tentu ada yang mau “dengar” kan?, tapi jika dia terbiasa menulis, maka dia selalu punya teman untuk mencurahkan perasaannya. yaitu, selembar kertas dengan pena kalau dulu, kalau sekarang, tinggal ambil smartphone maka kita bisa mencurahkannya disana
3.          Ketiga, menulis setiap hari itu merupakan healingremedy. Jadi, jika terbiasa menulis, kita bisa menjadi pribadi yang lebih sehat.

Kesimpulannya, kenapa perlu menulis setiap hari adalah; karena seorang penerbit buku sejati, bukanlah orang yang meminta bantuan orang lain untuk menuliskan naskah bukunya. Melainkan orang yang memiliki kemampuan untuk menuliskan sendiri naskahnya secara mandiri.

Komitmen itu Penting
Bagimana kemampuan itu diasah?, dengan cara berkomitmen untuk tidak melewatkan 1 hari pun dalam hidup kita TANPA MENULIS. Jadi, bapak ibu sekalian. Jika Anda sungguh-sungguh ingin menjadi penulis handal; mulai sekarang, berkomitmenlah untuk menulis setiap hari. Seberapa banyak?. Kalau saya pribadi, 1 hari 1 artikel. Nah kalau ukurannya jumlah artikel, berarti tidak ditentukan jumlah katanya kan.
Kan zaman dulu kalau kita mau mengirim artikel ke koran, itu ada ketentuan jumlah kata. Hal itu membuat penulis pemula kesulitan. kenapa ? Karena bukan hal yang mudah untuk menuanggkan gagasan secara indah dengan jumlah kata yang ditentukan. Maka bagi saya, ukurannya adalah "1 Artikel". Artikel itu apa? Sebuah paparan yang memuat buah pikiran penulis sehingga dapat dipahami oleh orang lain. Begitu ukurannya. Jadi, yang penting dalam 1 hari itu ada karya tulis ibu bapak yang "KALAU" dibaca orang lain, mereka akan memahaminya. Oya, kenapa saya pakai kata KALAU?, karena, belum tentu ada orang yang membaca artikel. Duh, sedih banget ya. sudah cape-cape nulis tapi kok nggak ada yang baca.
Nah, ini penting bapak ibu. Di tahap belajar ini, sebaiknya kita tidak terlalu baper soal ada yang baca apa nggak, kenapa?, karena kalau orang lain baca pun belum tentu feedbacknya positif kan ya. Kan tidak sedikit orang yang berhenti menulis karena pembacanya memberi feedback negatif. So, yang penting menulis saja dulu. Kalau tulisannya sudah memenuhi standar minimal untuk dibaca orang, YAKIN DEH bakal dibaca
Setelah membahas tentang WHY yang berhubungan proses membiasakan diri dalam menulis itu Sekarang kita bahas WHATnya. WHAT makesyouwritesomething?, Apa sih yang menjadi mendorong Anda untuk menulis?. Pertanyaan ini sederhana. Tapi orang yang tidak menemukan jawaban yang tepat, akan berhenti ditengah jalan. Jadi mari kita tanyakan kepada diri sendiri dulu apa yang mendorong kita menulis. Dengan kata lain, apa sih tujuan kita menulis?, Contoh. Ada orang yang menulis agar mendapatkan uang? Ada. Dulu, saya pernah berada di level itu. Saya menulis untuk mendapatkan uang, karena saya butuh untuk bisa sekolah. Apakah saya berhasil? Lebih banyak gagalnya daripada berhasilnya. lebih banyak naskah yang dikembalikan redaksi daripada diterbitkan.
Saat itulah kemudian saya sadar bahwa, menulis karena ingin mendapatkan uang; bukanlah nilai pribadi saya. Dan sampai sekarang, saya menulis BUKAN untuk uang. Bapak ibu boleh nggak menjadikan uang sebagai pendorong utama dalam menulis. boleh saja. tidak masalah. Tapi nanti seiring berjalannya waktu kita akan menemukan apa dorongan yang paling cocok buat kita. Kedua, menulis dengan dorongan INGIN BERBAGI PENGETAHUAN. Nah, yang ini menurut hemat saya; paling sesuai dengan jiwa pendidik seperti kita. Maka itu berarti bahwa sumber ide penulisan kita bisa SAAAANGAT banyak.
Contoh. Hal apa yang bapak ibu tangkap dengan panca indra sekarang?, Ada bunyi AC?, Itu sumber ide. Ada suara seseorang yang lewat di depan rumah? itu sumber ide, Ada bunyi PRAAAANG! gara-gara panci jatuh? semua sumber ide dan ide itu, hanya butuh sentuhan berupa mengolah pikiran yang kemudian menuangkan hasil olah pikir itu kedalam tulisan, dan karena rangsangan itu selalu ada setiap hari, maka kita semua sebenarnya bisa menulis setiap hari.

Ditulis kembali oleh:   Daniel Yudha Kumoro
Blog:                           perahukonseling.blogspot.com
Guru:                          Bimbingan & Konseling
Instansi:                       SMKN 3 Buduran, Sidoarjo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar